Jumat, 17 Juli 2009

MARI BELAJAR BAHASA INGGRIS
Oleh
Sudarno


Bahasa Inggris sebagai bahasa global memegang peranan penting dalam kehidupan sosial, ini berarti bahasa Inggris telah mampu mempengaruhi perkembangan dunia. Setiap instansi, barang serta jasa hampir selalu diikuti dengan bahasa Inggris. Bahasa Inggris telah mampu masuk kedalam sistem yang ada disuatu negara atau daerah. Tuntutan zaman dan pergaulan saat ini telah membuat bahasa Inggris menjadi bahasa yang sudah tidak asing lagi bagi kita khususnya masyarakat Indonesia. Sebagai contoh; teknologi yang canggih saat ini selalu tidak terlepas dari bahasa Inggris yang bisa diterima oleh masyarakat dunia serta dengan dimunculkannya era globalisasi maka akan membuat pergaulan semakin bebas tak terbatas dengan menggunakan bahasa komunikasi yaitu bahasa Inggris. Setuju atau tidak, bahasa Inggris sudah menjadi bahasa yang elegan dan kebanggaan diberbagai negara.
Tidak ada alasan bahwa kita masih membenci serta alergi dengan bahasa ini, karena mulai dari Sistem pendidikan, pekerjaan serta pemerintahan selalu mengikutsertakan bahasa Inggris sebagai tolak ukur kemampuan. Sebagai manusia yang hidup didalam lingkup pergaulan, mau tidak mau kita harus berdampingan dengan bahasa ini agar kita dapat menjadi bagian dari pergaulan itu sendiri.
Para ahli bahasa mengatakan bahwa seseorang itu dikategorikan pintar apabila orang itu menguasai beberapa bahasa. Dengan kalimat lain seperti pohon kelapa yang mau tumbuh ditempat manapun sehingga mampu memberikan mamfaat bagi lingkungan sekitarnya. Dengan penguasaan bahasa, tentunya memberikan kemudahan kepada kita dalam menyampaikan keinginan.
Lalu, apakah manusia mampu menguasai beberapa bahasa? Didalam linguistik bahasa, ada istilah bakat bahasa yang membuat seseorang mampu menguasai beberapa bahasa. Misalnya Kartono atau Raden Mas Panji Sosrokartono, kakak Raden Ajeng Kartini, menguasai 26 bahasa yaitu 17 bahasa Timur dan 9 bahasa Barat. Dengan kehebatannya itulah beliau diberi gelar sebagai jenius bahasa. Sedangkan “setan bahasa” lainnya adalah Kepala Bagian Penerjemahan PBB yang menguasai 77 bahasa. Dua bukti tersebut bisa mewakili jawaban atas pertanyaan diatas.

Bahasa Inggris itu anugerah
Satu ungkapan yang sering kita dengar bahwa bahasa Inggris tidak perlu dipelajari karena bukan bahasa kita. Hal yang perlu diingat bahwa bahasa merupakan bagian dari komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling utama dibandingkan isyarat karena dengan bahasa maka proses komunikasi akan menjadi jelas dan lancar.
Bahasa juga merupakan salah satu anugerah dari Allah SWT karena manusia diciptakan dengan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa dengan perbedaan ras dan warna kulit. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Ar Ruum :22). Jadi jelas bahwa mempelajari bahasa Inggris bukanlah sesuatu yang tidak perlu tetapi merupakan suatu kebutuhan agar kita mampu mengenal perbedaan satu sama lain.

Bahasa Inggris itu bukan perusak bahasa
Ada sebagian orang beranggap bahwa bahasa Inggris adalah perusak bahasa, khususnya bahasa Indonesia. Sebetulnya ada kesalah pahaman dalam menilai bahasa Inggris sebagai perusak bahasa pribumi karena bahasa Inggris memiliki kosakata (vocabulary), tata bahasa (grammar), serta pengucapan (pronunciation) sendiri. Misalnya kata “AKAN” dalam bahasa Indonesia, maka dalam bahasa Inggris menjadi “WILL”. Jelas adanya perbedaan antara kosakata antara kedua bahasa yang tidak merusak satu sama lain. Kalau pun ada kemiripan misalnya kata “KOMPUTER” dengan “COMPUTER” maka itu merupakan proses kata serapan saja bukan berarti merusak bahasa karena negara kita juga memiliki bagian yang mengkaji tentang bahasa asing yang boleh atau tidak diserap kedalam bahasa Indonesia.
Menurut penulis, bahwa jika kita ingin mempelajari tata bahasa Inggris dengan baik, maka kita harus menguasai bahasa Indonesia terlebih dahulu karena ada sebuah keterkaitan antar bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Sebagai contoh, Kita pergi ke Jakarta besok pagi. Dalam bahasa Indonesia ini dianggap kurang baik karena tidak ada kata akan. Sehingga kalimat tersebut menjadi Kita akan pergi ke Jakarta besok pagi. Kalau dirubah dalam bahasa Inggris maka kalimat tersebut menjadi We will go to Jakarta tomorrow morning.
Dalam ilmu linguistik, bahasa merupakan sesuatu yang unik serta kreatif karena setiap bahasa memiliki arti, sistem atau unit sehingga menimbulkan proses komunikasi. Keunikan dan kekreatifan dari bahasa inilah muncul adanya perbedaan antara tata bahasa namun memiliki pengertian yang sama dalam proses pencapaian berkomunikasi.
Menurut penulis, yang menjadi perusak bahasa pribumi (Indonesia) adalah individu/manusia itu sendiri. Atas dasar pergaulan yang elegan dan dengan alasan untuk meningkatkan status maka manusia sering salah dalam penempatan mengungkapkan bahasa. Misalnya mencampurkan kedua bahasa dengan alasan yang tidak jelas. Contohnya : I sudah call you beberapa kali tapi you nggak angkat. Ini lah yang merusak tata bahasa karena secara tata bahasa ini tidak jelas.
Sebelum mempelajari bahasa Inggris lebih mendalam, sebaiknya seseorang harus memperhatikan beberapa dua hal dibawah ini:

Bahasa Inggris adalah rangkaian proses
Bahasa Inggris yang merupakan bahasa kedua (second language) adalah bahasa yang tidak bisa diperoleh secara langsung dari keluarga atau lingkungan sekitar namun bahasa Inggris memerlukan proses rangkaian kegiatan. Didalam proses pembelajaran bahasa Inggris dikenal dengan istilah Listening (mendengarkan), Speaking (berbicara), Reading (membaca) serta Writing (menulis). Keempat kemampuan ini dijadikan dasar dalam proses pembelajaran bahasa Inggris.
Anggap saja seorang bayi yang baru dilahirkan maka bayi tersebut belum mampu mengerti tentang apa yang dibicarakan oleh orang tua atau orang yang berada didekatnya. Beberapa bulan barulah sang bayi mulai bisa mendengarkan (Listening) segala hal yang mampu ia dengar, termasuklah bahasa ibu (mother tongue). Bulan berikutnya, sang bayi sudah mulai mencoba untuk mengutarakan kata-kata (Speaking) walaupun masih terkesan salah dan kurang dipahami. Ini membuktikan bahwa belajar bahasa masih bisa dimaklumi apabila si pelajar membuat kesalahan dalam mengucapkan kata. Setelah masuk usia sekolah, anak tadi belajar membaca (Reading) dan barulah setelah itu sang guru mengajarkan tentang menulis (Writing). Hingga saat remaja, si anak tadi mampu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis dengan baik serta mampu hidup berdampingan di masyarakat tempat ia berada.

Bahasa Inggris itu harus dibiasakan
“Bahasa Inggris itu sulit, tetapi mengapa banyak orang bisa berbahasa Inggris?” Sebuah pertanyaan menarik untuk dijadikan sebuah renungan. Sangatlah aneh apabila kita merasa sesuatu itu sulit untuk dilakukan tetapi justru yang sulit tersebut sangat digemari oleh banyak orang. Muncul kata “tantangan” dalam menyikapi persoalan ini. Mempelajari bahasa Inggris itu seperti memelihara tanaman yang gampang mati. Penguasan bahasa Inggris memerlukan pemeliharaan yang terus menerus, kalau tidak dia akan mudah sekali menguap. Dalam bahasa Inggris muncul sebuah prinsip “saya bisa karena biasa” (I can because I usual). Apalagi penguasaan itu belum sampai taraf lepas landas, yaitu kemampuan berdiri sendiri untuk berkembang, maka menguapnya akan lebih cepat. Jadi menguasainya susah, hilangnya mudah.
Karena itulah, kalau kita mempelajari bahasa Inggris, maka kita boleh gampang putus asa. Tidak sukar, hanya membutuhkan waktu yang lama. Hal inilah yang tidak disadari orang. Orang-orang beranggapan bahwa menguasai bahasa asing itu bisa dilakukan dalam waktu cepat dengan mengikuti kursus kilat. Ini ada kaitannya dengan fungsi otak kita. Untuk menguasai suatu bahasa, otak kita tidak mau dikarbit.
Cara yang paling ampuh dalam mengatasi kesulitan diatas adalah membiasakan bahasa Inggris didalam kehidupan dengan didasarkan pada adanya motivasi yang tinggi dalam mempelajari bahasa Inggris, adanya niat yang kuat dalam mempelajarinya serta adanya kesempatan yang terbuka terus-menerus untuk menyerap maupun memakai bahasa Inggris itu sendiri.
Dari beberapa urian diatas, jelaslah bahwa mempelajari bahasa Inggris itu adalah suatu kebutuhan agar kita mampu ikut berperan serta dalam era globalisasi. Sudah tidak ada alasan lagi bahwa bahasa Inggris itu sulit, tetapi justru bahasa Inggris itu nampaknya mudah karena sudah banyak orang menguasai bahasa ini walaupun bukan berasal dari Inggris atau dari negara yang satu rumpun dengan bahasa Inggris. Namun, satu yang pasti bahwa mau tidak mau atau suka atau tidak suka, kita harus berhadapan dengan bahasa Inggris . Semoga kita bisa mempelajari bahasa Inggris dengan baik dan digolongkan sebagai orang yang pintar menurut ahli bahasa. Waulahua'lam bis shawab